Thursday, October 21, 2010

Si hitam manis....

Sedang asik2nya browsing tentang wayang, saya menemukan tokoh wayang yang membuat saya suka dengan dia. :D



Iya.... dia adalah Dewi Sumbadra (Subadra). Dewi Subadra atau Dewi Sumbadra (pewayangan Jawa), dikenal juga dengan nama Dewi Mrenges, Dewi Rara Ireng, Dewi Bratajaya dan Dewi Kendengpamali.

Saya lebih suka menyebut dia dengan Dewi Rara Ireng.

SEKILAS TENTANG DEWI RARA IRENG

Sumbadra
(dalam tradisi pewayangan Jawa) merupakan salah satu tokoh utama dalam wiracarita Mahabharata. Ia merupakan puteri Prabu Basudewa (Raja di Kerajaan Surasena).

Ia terkenal dalam budaya pewayangan Jawa sebagai seorang puteri anggun, lembut, tenang, setia dan patuh pada suaminya. Ia merupakan sosok ideal priyayi puteri Jawa. Subadra yang sewaktu kecil bernama Rara Ireng mempunyai dua orang kakak yaitu Kakrasana yang kemudian menjadi raja di Mathura dengan gelar Prabu Baladewa dan Narayana yang kemudian menjadi raja di Dwaraka dengan gelar Prabu Sri Batara Kresna. Subadra menikah dengan salah satu anggota Pandawa yakni Arjuna. Dari rahim Sumbadra inilah lahir Abimanyu yang kemudian menurunkan Prabu Parikesit.


Sedikit cerita hasil copas tentang Dewi Rara Ireng.

DEWI WARA SUMBADRA

Subadra lahir sebagai puteri bungsu pasangan Basudewa dan Rohini, istrinya yang lain. Subadra dilahirkan setelah kedua kakaknya, yaitu Kresna dan Baladewa, membebaskan Basudewa yang dikurung oleh Kamsa di penjara bawah tanah. Kemudian Ugrasena, ayah Kamsa, diangkat menjadi raja di Mathura dan Subadra hidup sebagai puteri bangsawan di kerajaan tersebut bersama dengan keluarganya.

Riwayat Rara Ireng terhitung aneh. Sewaktu masih kanak-kanak rupanya jelek, kulitnya hitam sehingga ia dinamakan Rara Ireng gadis nan hitam. Rambutnya jarang dan kemerah-merahan. Tapi berangsur-angsur rupa jeleknya itu berubah dan akhirnya menjadi putri yang cantik se-mayapada.

Rara Ireng sangat sabar. Kalau marah pun ia menampakkan senyum yang manis. Sesudah bersuami, ia hidup rukun dan damai dengan suaminya, sehingga kehidupan mereka diibaratkan sebagai ikan mimi dan mintuna, yakni ikan laut jantan dan betina yang tak pernah berpisah.

Tetapi suatu ketika, karena kesalahan Arjuna, marahlah juga ia sejadi jadinya. Kata-kata yang diucapkan Dewi Wara Sumbadra waktu itu, meski halus, terasa juga oleh Arjuna sebagai halilintar menyambar.

Sewaktu Prabu Basudewa masih hidup, Rara Ireng pernah dipangku oleh baginda di sebelah kiri dan Raden Pamade di sebelah kanan. Bersabdalah Prabu Basudewa bahwa Rara Ireng jangan sampai bersuamikan orang selain Pamade begitu juga sebaliknya. Sabda ini disaksikan oleh para Dewa dengan iringan oleh tanda-tanda gaib. Sabda Prabu Basudewa benar adanya, perkawinan mereka akhirnya terlaksana walaupun banyak menemui rintangan.

Rara Ireng bermata jaitan, berhidung mancung, bermuka tenang. Bersanggul keling dan sebagian rambut terurai. Berjamang dan bersunting waderan. Bergelang dan berpontoh. Sesudah menjadi Wara Sumbadra, putri ini tak mau lagi mengenakan pakaian serba keemasan dan tak mau pula menggunakan mutu manikam.
Sumber : Sejarah Wayang Purwa - Hardjowirogo - PN Balai Pustaka - 1982
http://ki-demang.com
Wikipedia

Hihihi.... Correct me if I'm wrong bila ada kesalahan penulisan. Saya cuma newbie yang tidak banyak tau tentang pewayangan.

No comments:

Post a Comment